Kamis, 17 Oktober 2013

Makalah Kepemimpinan



I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Hakekat manusia adalah menjadi makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan juga membutuhkan manusia lain.Dalam kehidupan, manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain serta dengan lingkungannya.Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidaklah mudah. Sehingga untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis antar anggota kelompok haruslah saling menghormati dan  menghargai. Keteraturan hidup juga perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Oleh karena itu, menciptakan dan  menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungannya dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusia pun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif rumit dan sulit untuk dipecahkan. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Sehingga dengan adanya suatu kepemimpinan seorang pemimpin harus dapat membawa organisasinya untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.Maka  seorang pemimpin harus dapat berpikir kreatif agar tidak tertinggal.Sehingga apabila menghadapi tantangan yang baru maka pemimpin dapat mengatasinya dengan sikap yang telah dimilikinya.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diuraikan, banyak permasalahan yang didapat. Permasalahan tersebut antara lain :
v  Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
v  Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
v  Bagaimana hubungan sikap dengan kepemimpinan?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
·         Memenuhi tugas Pengantar Manajemen yang diberikan oleh Ibu Purweni Widhianningrum, SE., MM selaku Dosen Pengantar Manajemen sebagai tugas akhir semester.
·         Membantu rekan-rekan sesama mahasiswa agar lebih memahami dan mendalami tentang kepemimpinan .

I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang saya diketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti dari sumber buku-buku perpustakaan semata tetapi dapat pula dilakukan dengan browsing di internet. Saya menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang saya gunakan untuk makalah manajemen kepemimpinan ini.
I.5 RUANG LINGKUP
Adanya keterbatasan waktu dan kemampuan yang saya miliki maka ruang lingkup makalah manajemen kepemimpinan ini terbatas pada pembahasan mengenai materi kepemimpinan dan artikel yang berjudul “Menghadapi Tantangan Baru dengan Sikap yang Baru” .

URAIAN MATERI
II.1  Definisi Kepemimpinan
Ralph M.Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.
Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988), "leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance".
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi. Antara lain:
Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.
Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari:
  • Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.
  • Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya
  • Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.
  • Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.
  • Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seeorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya.
Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

Ketiga: kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan manajemen (management), kedua konsep tersebut berbeda.

Keempat : kepemimpinan menggabungkan tiga aspek pertama dan mengakui bahwa kepemimpinan adalah mengenai nilai.James McGregor Burns mengatakan bahwa pemimpin yang mengabaikan komponen moral kepemimpinan mungkin dalam sejarah dikenang sebagai penjahat, atau lebih jelek lagi.Kepemimpinan moral menyangkut nilai-nilai dan persyaratan bahwa para pengikut diberi cukup pengetahuan mengenai alternatif agar dapat membuat pilihan yang telah dipertimbangkan kalau tiba saatnya memberikan respons pada usulan pemimpin untuk memimpin.

Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis and Nanus (1995). Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara tepat ("managers are people who do things right and leaders are people who do the right thing, "). Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien mungkin.

II.2  Pendekatan Sifat Pada Kepemimpinan
Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan ciri tertentu.Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat.
Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif, lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi.
Dalam menentukan pendekatan sifat ini ada dua jenis pendekatan, yaitu :
1.      Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi pemimpin. Pemimpin lebih terbuka, lebih cerah dan lebih percaya diri daripada bukan pemimpin. Tetapi ada juga orang yang punya sifat seperti itu namun, tidak jadi pemimpin, dan sebaliknya ada juga orang yang tidak memiliki sifat tersebut, tetapi ia jadi pemimpin. Misalnya Abraham Lincoln bersifat pemurung dan tertutup ataupun Napoleon yang mempunyai badan agak pendek.

2.      Membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif. Intelegensi, inisiatif, dan kepercayaan diri berkaitan dengan tingkat manajerial dan prestasi kerja yang tinggi. Kepemimpinan efektif tidak bergantung pada sifat-sifat tertentu, melainkan lebih pada beberapa corak sifat-sifat pemimpin itu dengan kebutuhan dan situasinya.

Menyadari bahwa tidak ada korelasi sebab akibat dari sifat-sifat yang diamati dalam penelitian dengan keberhasilan seorang manajer, maka Veithzal (2004: ) merumuskan empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu  :
1.        Kecerdasan; pada umumnya pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin,
2.        Kedewasaan ; pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil serta perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial,
3.        Motivasi diri dan dorongan berprestasi; pemimpin cenderung mempunyai motivasi yang kuat untuk berprestasi,
4.        Sikap hubungan kemanusiaan ; pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan bawahan.

Adapun menurut Siagian (1994:75-116) memberi gambaran tentang  ciri-ciri ideal menjadi seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
Salah satu aksioma tentang kepemimpinan yang telah umum diterima, baik oleh para teoritis maupun oleh praktisi, ialah bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang generalis. Kehadiran generalis dengan pengetahuan yang ilmiah yang luas yang memungkinkannya berpikir dan bertindak dengan pendekatan holistic dan integralistik.
Pentingnya kemampuan bertumbuh dan berkembang lebih jelas lagi terlihat apabila diingat bahwa setiap organisasi bergerak dalam suatu lingkungan yang dinamik dan selalu berubah. Bahkan perubahan itu sering berlangsung dengan sangat cepat, baik sebagai akibat perkembangan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun karena tuntutan masyarakat yang sering terjadi berdasarkan deret ukur, bukan berdasarkan deret hitung. Hal ini sangat jelas terlihat dalam dunia keniagaan di mana tingkat kedaluwarsa suatu produk dapat terjadi alam waktu yang sangat singkat.

II.3  Pendekatan Tingkah Laku Pada Kepemimpinan

Ketika terbukti bahwa pemimpin efektif tampaknya tidak mempunyai sifat-sifat tertentu yang membedakan, para ahli mencoba memisahkan karakteristik tingkah laku dari pemimpin efektif.Tingkah laku, tidak seperti sifat, dapat dipelajari, jadi ini mengikuti aliran bahwa individu yang dilatih dalam tingkah laku kepemimpinan yang tepat akan mamu memimpin lebih efektif.
Para ahli memusatkan pada dua aspek tingkah laku kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.

2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

II.4  Pendekatan Kontingensi Pada Kepemimpinan

Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.
Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.
Teori ini memfokuskan pada faktor-faktor berikut ini, yaitu :
·         Tuntutan tugas
·         Harapan dan tingkah laku rekan setingkat
·         Karakteristik, harapan, dan tingkah laku karyawan
·         Budaya organisasi dan kebijakannya
II.5  Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta -menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
·         Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
·         Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
·         Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
·         Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
·         Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya.



PEMBAHASAN
III.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
· Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
· Sedangakan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

III.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang teori kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1.      Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2.      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu :
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3.      Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4.      Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5.      Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

III.3 HUBUNGAN SIKAP DAN KEPEMIMPINAN
Sebelum mempelajari tentang hubungan antara sikap dengan kepemimpinan maka terlebih dulu memahami tentang arti sikap.Secara umum sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.Sikap sangat penting dalam semua bidang kehidupan karena sikap dapat mengubah perilaku dan perasaan terhadap hal-hal di dalam kehidupan, salah satunya di bidang kepemimpinan.
Jadi sikap seorang pemimpin sangat berpengaruh pada organisasi yang dipimpinnya.Misalnya, apabila seorang pemimpin mempunyai sikap yang disiplin dalam bekerja maka bawahannya akan mengikuti kedisiplinan tersebut. Namun apabila pemimpinnya bersikap tidak disiplin maka bawahan juga akan cenderung tidak disiplin sehingga akan berpengaruh pada perusahaan yang dijalankan tersebut.





















BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpu
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan mempunyai fungsi 2 aspek yaitu :
- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Dalam kepemimpinan seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
3. Teori Kewibawaan Pemimpin
4. Teori Kepemimpinan Situasi
5. Teori Kelompok
Suatu kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh sikap, karena  sikap dapat mengubah perilaku dan perasaan terhadap hal-hal di dalam kehidupan, salah satunya di bidang kepemimpinan.Sikap yang sangat berpengaruh pada suatu perusahaan adalah sikap pemimpin bagaimana mengelola perusahaan dengan sikap yang dimilikinya.Apabila sikap manajer tepat maka akan dapat membawa perusahaan pada keberhasilan tetapi apabila sikap pemimpin tidak tepat maka akan membawa perusahaan pada kemunduran.



Artikel Kepemimpinan Manajemen
Menghadapi Tantangan Baru Dengan Sikap Yang Baru
Dalam menghadapi iklim perubahan besar sekarang ini, perusahaan memerlukan manusia-manusia baru. Yaitu manusia yang punya sikap mental (attitude) baru dan cara berpikir (mindset) baru. Sejarah menunjukkan bahwa hampir setiap terobosan yang terjadi di seluruh dunia selalu dimulai dengan menghentikan cara-cara lama, paradigma lama, sikap lama yang berubah menuju paradigma baru, sikap baru. Perubahan pada cara melihat, cara mempersepsi, dan cara berpikir atas segala persoalan perusahaan.
Perubahan ini terjadi jika ada perubahan pada asumsi-asumsi dasar ataupun keyakinan, perubahan pada nilai-nilai. Inilah yang disebut dengan perubahan budaya. Sehingga dengan budaya baru ini, lahirlah perilaku-perilaku baru, kebiasaan-kebiasaan baru, karya dan inovasi baru. Lalu paa akhirnya melahirkan tata kelola perusahaan yang baru yang kian selaras dengan lingkungan bisnis yang makin kompetitif.
Salah satu perubahan penting agar budaya perusahaan betul-betul terinternalisasi menjadi perilaku dan kebiasaan baru, memang harus bermula dari perubahan sikap. Sikap jauh lebih penting dari fakta. Juga jauh lebih penting dari pada masa lalu, dari pada pendidikan, daripada uang, daripada keadaan, daripada kegagalan, daripada sukses, daripada yang dipikirkan, atau yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Sikap juga jauh lebih penting dari penampilan, bakat, atau keahlian. Sikap-lah yang akan membesarkan atau bahkan menghancurkan perusahaan. Kehidupan ini adalah 10 persen apa yang terjadi terhadap diri kita, sedangkan 90 persen adalah bagaimana kita bereaksi terhadapnya. Sikap kitalah yang menentukannya. Kita pula yang memilihnya.
Sikap pula yang membedakan seseorang yang punya excellence performance dengan bad performance. Sikap itulah yang sadar atau tidak membentuk cara ia bekerja dan sekaligus membentuk kebiasaan-kebiasaannya dalam perusahaan, selain juga ditentukan oleh budaya dan kebiasaan kelompok tempat dimana ia berada. Semua akan tercermin dalam perilaku pekerjaan dan hasil pekerjaannya.
Kita juga harus memahami bahwa perusahaan sangat berkepentingan menginternalisasikan budaya perusahaan melalui penguatan nilai-nilai yang telah dirumuskan. Nilai-nilai itu bukan untuk kita hafal luar kepala,melainkan agar menjadi bagian internal dari sikap kita, yang kemudian terproyeksi dalam tindak perilaku dan kebiasaan kita. Jika dalam pikiran kita selalu “hidup” nilai “mementingkan pelanggan” misalnya, maka pastilah akan muncul sikap-sikap yang selalu tanggap akan kebutuhan yang diinginkan pelanggan, baik yang mereka nyatakan, ataupun bahkan yang tidak mereka ungkapkan. Kita akan berusaha menafsirkan dan akan terus menggali, karena kita begitu peduli dengan harapan-harapan pelanggan dan senantiasa menempatkan diri sebagai solusi atas masalah yang pelanggan hadapi.
Begitu pula jika kata-kata service excellent betul-betul telah menjiwai pikiran kita, secara otomatis akan muncul tabiat dan perilaku senang melayani dan memuaskan pelanggan, bahkan melebihi harapan normal mereka.

Tinggal sekarang mau nggak kita melatih diri setiap hari “mengamalkan” nilai-nilai yang kita budayakan itu. Awalnya memang perlu secara sadar kita lakukan. Lalu kalau perilaku-perilaku itu terus kita latih, setiap hari, secara sengaja, kadang berhasil kadang gagal namun terus melakukannya, maka lama-lama perilaku sadar itu akhirnya berubah menjadi kebiasaan-kebiasaan otomatis kita, menjadi budaya kita. Inilah harapan kita. InsyaAllah hasilnya akan luar biasa.
















DAFTAR PUSTAKA

Stoner, James A.F., R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert JR. Manajemen. Jilid I  Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer, 1996.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar